PUK PT TMMIN Diskusi Masa Depan Industri Otomotif Indonesia Bersama FSP LEM SPSI dan K-SPSI
Merupakan suatu kebanggaan bagi PUK PT TMMIN dimana dapat dikunjungi oleh semua perangkat diatasnya. Kunjungan ini berlangsung pada Hari Jum’at tanggal 14 Juni 2024 bertempat di Auditorium Karawang Plant #3. Agenda ini dibagi dalam tiga sesi yaitu sesi ramah tamah (informal meeting), sesi visit ke xEV center, dan sesi diskusi. Pada sesi visit ke xEV center semua peserta berkesempatan untuk mencoba/test drive mobil-mobil listrik yang diproduksi oleh Toyota. Dalam agenda ini hadir Bung Mohammad Jumhur Hidayat (Ketua Umum K-SPSI), Bung Arif Minardi (Ketua Umum DPP FSP LEM SPSI), Bung Yusuf Suprapto (Ketua DPD FSP LEM SPSI Jakarta), Bung Muhamad Sidarta (Ketua DPD FSP LEM SPSI Jawa Barat), Bung Usman (Ketua DPC FSP LEM SPSI Jakarta Utara), Bung Abas Purnama (Ketua DPC FSP LEM Karawang) , dan beberapa pengurus dari perangkat tersebut.
Sesi diskusi dilaksanakan di Auditorium Karawang Plant #3. Agenda ini diawali oleh pemaparan materi dari Bung Fajar selaku ketua PUK PT TMMIN yang salah satu isinya menitikberatkan pada perkembangan dan masa depan industri otomotif di Indonesia. Dalam sesi diskusi ini, masing-masing ketua dari perangkat memberikan advise, saran, dan pendapat yang bersifat konstruktif.
Bung Jumhur memberikan saran, pertemuan ini harus dilanjutkan dengan membuat sebuah event yang bersekala nasional yang didahului dengan aktifitas FGD (Focus Group Discussion) yang melibatkan pihak akademisi dan praktisi untuk membahas korelasi antara electrification vehicle dengan NZE (Net Zero Emission);
Bung Arif memberikan advisenya, bahwa Toyota sudah berpikir secara laborisme dimana sudah mempedulikan terkait job secure para pekerja dan juga supplier-nya. Sedangkan untuk item NZE, beliau senada dengan Bung Jumhur, bahwa harus segera dilakukan kajian khusus terkait perkembangan NZE di Indonesia;
Lain halnya dengan Bung Sidarta, beliau lebih melihat bahwa persaingan otomotif sekarang bukan hanya antara brand dengan brand. Namun lebih ke arah negara dengan negara. Terkait dengan perkembangan otomotif di Indonesia, beliau menyarankan untuk membuat data efect domino jika otomotif di Indonesia stagnant.
Bung Yusuf mengapresiasi PUK PT TMMIN karena memiliki sense of crisis terhadap kondisi otomotif di Indonesia sekarang ini. Jika Indonesia hanya dijadikan market saja, maka industrialisasi tidak akan berkembang sehingga beresiko menurunkan atau menghilangkan pekerjaan yang akhirnya dapat mengurangi jumlah Anggota.
“Kita bersama-sama akan membuat kajian lebih mendalam terkait masa depan industri otomotif di Indonesia yang tentunya akan sangat berpengaruh pada lapangan kerja (job secure)” pungkas Bung Fajar di akhir sesi ini.

